Anoa dataran rendah merupakan kelompok mamalia yang tergabung di famili Bovidae. Memiliki tubuh yang gempal dan kekar dengan tanduk yang bulat pipih runcing. Warna tubuh satwa ini coklat gelap sampai hitam.
Dibandingkan dengan Anoa pegunungan, Anoa dataran rendah memiliki bentuk dan ukuran tubuh yang lebih kecil dengan ekor lebih panjang serta tanduk yang lebih panjang sekitar 18-37 cm. Anoa memiliki tinggi tubuh sektar 95-110 cm dan panjang tubuh 180 cm yang mana bagian tubuhnya tidak ditumbuhi bulu serta berat badan sekitar 200-300 kg.
Anoa dataran rendah merupakan mamalia endemik sulawesi yang tersebar disebagian utara, tengah, dan tenggara dengan populasi yang semakin menurun.
Habitat Anoa dataran rendah adalah hutan primer yang ada di Sulawesi. Anoa memiliki penciuman yang sangat tajam dengan orang asing sehingga cukup sulit ditemukan langsung di alam.
Bekantan merupakan satwa arboreal, yang hidup di pepohonan. Kondisi vegetasi di habitatnya sangat menentukan kelangsungan pergerakan harian bekantan yang hidup di atas pohon. Terkadang bekantan akan turun ke permukaan tanah untuk mencari makan ataupun air sambil menuju pohon istirahat atau pohon yang menjadi sumber pakan mereka.
Biasanya anoa akan menuju lokasi dengan kadar garam tinggi untuk memenuhi kebutuhan mineralnya. Anoa hidup secara soliter.
Anoa dataran rendah termasuk golongan herbivora yang memakan tanaman berair, rumput, tunas tanaman, buah-buahan hingga umbi-umbian
Anoa sesekali akan meminum air laut untuk memenuhi kebutuhan mineral dalam tubuhnya.
Anoa berkembang biak dengan cara melahirkan satu ekor dengan masa bunting 275-315 hari. Anakan anoa akan mengikuti indukan betinanya sampai masa sapih sekitar 6-9 bulan.
Tidak ada musim kawin pada satwa ini, anoa dapat melakukan perkawinan sepanjang tahun. Usia produktifnya 2 tahun.
Jumlah populasi Anoa dataran Rendah tidak diketahui dengan pasti namun diperkirakan kurang dari 2.500 ekor yang hidup terpisah-pisah di beberapa bagian pulau Sulawesi dan Buton. Secara alamiahnya tidak mempunyai predator. Penurunan populasi Anoa Dataran Rendah lebih disebabkan oleh perburuan untuk dimanfaatkan dagingnya, konversi hutan menjadi daerah pertanian, pembukaan lahan untuk pertambangan emas, dan aktivitas perambahan hutan lainnya.
Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) terdaftar sebagai spesies Endangered (Terancam Punah) oleh IUCN Redlist sejak 1986. Sedangkan oleh CITES, hewan endemik ini didaftar sebagai Appendix I.
Menurut kategori IUCN, yang terancam karena berkurangnya hutan-hutan primer di Sulawesi akibat pembalakan dan perubahan hutan ke lahan budidaya. Perburuan masih sering terjadi, khususnya untuk konsumsi, hal inilah yang diperkirakan menyebabkan kepunahan lokal di beberapa lokasi.
Anoa dataran-rendah sangat membutuhkan hutan primer sebagai lokasi jelajah serta tempat lokasi-lokasi berkubang dan bergaram mereka yang sangat penting. Untuk itu mempertahankan hutan primer yang tersisa di Sulawesi sangat penting sebabagi upaya konservasi mereka, di samping menghentikan perburuan yang masih terjadi secara masif di beberapa tempat. Anoa dataran-rendah termasuk jenis yang dilindungi berdasarkan PP No.7 Tahun 1999 dan perubahan lampirannya pada P106/2018.