Orangutan Kalimantan hidup semi-soliter, di mana jantan berpindah setelah mencapai kematangan seksual pada usia 10-12 tahun untuk membentuk wilayah yang luas, sedangkan wilayah betina lebih kecil, bergantung pada jenis hutan dan sumber makanan. Mereka berkembang biak dengan sangat lambat, hanya memiliki satu anak setiap 6-8 tahun. Betina mencapai kematangan pada usia 10-15 tahun dan melahirkan setelah masa kehamilan sekitar 254 hari. (sumber: IUCN)

Macaca nemestrina menghuni berbagai jenis hutan, termasuk hutan primer, sekunder, pesisir, rawa, dan pegunungan, dari permukaan laut hingga sekitar 1.900 meter. Namun, spesies ini paling cocok di hutan dipterokarpa dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 900 meter, serta lebih menyukai area hutan kering di kaki bukit dan lereng. Di Semenanjung Malaysia, mereka kadang-kadang mengunjungi rawa air tawar aluvial untuk mencari buah-buahan seperti salak dan rotan. (sumber: IUCN)

Spesies ini terutama memakan daun muda dan buah yang belum matang, dengan pola makan yang berubah sepanjang tahun. Mereka berenang melintasi sungai di Kalimantan dan menghindari lahan pertanian serta area dengan deforestasi berat. Di malam hari, mereka kembali ke sungai dan bergerak ke daratan pada siang hari. Spesies ini dapat bertahan di hutan terganggu dan habitat sekunder jika tidak ada perburuan. (sumber: IUCN)

Kepadatan populasi Anoa bervariasi di berbagai wilayah Sulawesi, dengan perkiraan mulai dari 0,07 hingga 2,4 ekor/km². Anoa ditemukan di hutan primer dan sekunder, dengan aktivitas manusia menjadi faktor utama dalam penggunaan hutan. Mereka cenderung tinggal di dataran tinggi dan hutan yang dekat dengan sumber air, makanan, dan pohon berbuah. Anoa juga dilaporkan pernah hidup di pantai, ditemukan di pegunungan tinggi, dan berkubang di air atau lumpur, serta kemungkinan membutuhkan mata air mineral atau minum air laut untuk kebutuhan mineral. (sumber: IUCN)